Studi
Kriminologi
Masalah
Penyimpangan Sosial
Dasar pengakategorian
penyimpangan didasari oleh perbedaan perilaku, kondisi dan orang. Penyimpangan
dapat didefinisikan secara statistik, absolut, reaktifis atau normatif.
Perbedaan yang menonjol dari keempat sudut pandang pendefinisian itu adalah
pendefinisian oleh para reaktifis atau normatif yang membedakannya dari kedua
sudut pandang lainnya. Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai
penyimpangan terhadap norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang atau
terlarang bila diketahui dan mendapat sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan
dalam masyarakat adalah relatif tergantung dari besarnya perbedaan sosial yang
ada di masyarakat.
Masyarakat dan Penyimpangan
Penyimpangan adalah relatif
terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka
penyimpangan berubah. Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena
tidak semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa
yang menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang melakukan
perilaku menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu
untuk menjadi seorang penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang yang mengadopsi
peran penyimpang, atau yang disebut penyimpangan sekunder. Para penyimpang
mempelajari peran penyimpang dan pola-pola perilaku menyimpang sama halnya
dengan orang normal yang mempelajari peran dan norma sosial yang normal. Untuk
mendapatkan pemahaman penuh terhadap penyimpangan diperlukan pengetahuan
tentang proses keterlibatan melakukan perilaku menyimpang dan peran serta
tindakan korbannya.
Perilaku
menyimpang adalah perilaku manusia dan dapat dimengerti hanya dengan kerangka
kerja perilaku dan pikiran manusia lainnnya. Seseorang menjadi penyimpang sama
halnya dengan seseorang menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar norma dan
nilai suatu kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada
nilai menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran. Melihat
penyimpangan dalam konteks norma sosial membuat kita dapat melihat dan
mengintepretasikan arti penyimpangan bagi penyimpang dan orang lain. Peran
penyimpang adalah peran yang kuat karena cenderung menutupi peran lain yang
dimainkan seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti harapan perilaku
tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti harapan peran pecandu
obat seperti juga penjahat menuruti harapan peran penjahat.
Penyimpangan
biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang. Pengertian yang
penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang penyimpangan bagi
penyimpang. Studi observasi dapat memberikan pengertian langsung yang tidak
dapat diberikan metode lainnya. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan
cara memahami, bukan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang. Cara-cara
para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma dari orang non penyimpang
disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang menjamin bahwa
penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, dan tidak semua teknik digunakan
oleh setiap penyimpang. Teknik-teknik yang digunakan oleh penyimpang adalah
kerahasiaan, manipulasi aspek lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi
dalam subkebudayaan menyimpang dan berubah menjadi tidak menyimpang.
Pendekatan individu tentang
penyimpangan mengkaitkan proses menjadi penyimpang dengan sesuatu yang ada
dalam diri manusia, psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model
pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan kesakitan (illness), yang
membutuhkan perawatan dan penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis
adalah sama dalam hal mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil,
tetapi pandangan psikoanalisis lebih menekankan keterbelakangan dalam
perkembangan kepribadian, konflik seksual dan alam pikiran bawah sadar. Tetapi
tidak ada metode yang dapat membuktikan perbedaan yang konsisten antara
penyimpang dan non penyimpang berdasarkan kepribadian bawaan.
Studi pelanggaran terhadap
norma sosial, atau pelanggaran peraturan tidak hanya dipelajari oleh sub bidang
sosiologi penyimpangan. Bidang analisis sosiologi lainnya yang juga mengkaji
masalah tentang pelanggaran tersebut oleh para sosiolog disebut sebagai masalah
sosial dan kriminologi. Perbedaan dalam hal analisisnya dengan studi
penyimpangan sosial digambarkan dalam gambar berikut ini.
Kriminologi
Masalah sosial adalah daerah
penelitian yang umum dan termasuk di dalamnya penyimpangan sosial dan
kriminologi. Masalah sosial adalah isu-isu sosial yang oleh banyak orang
diberikan penjelasan dan resolusi yang berbeda-beda atau dianggap masalah atau
merugikan kesejahteraan masyarakat. Masalah sosial biasanya ditandai dengan
klaim-klaim yang bertentangan dari banyak orang dan kelompok kepentingan
terhadap isu-isu tertentu. Isu-isu tersebut termasuk pencemaran udara,
kenakalan anak, aborsi, kejahatan, perkosaan, diskriminasi ras dan etnik,
pengangguran dan korupsi.
Walaupun penyimpangan sosial
didefinisikan sebagai masalah sosial, tetapi tidak semua masalah sosial adalah
penyimpangan, di mana aturan-aturan sosial telah dilanggar. Pada penyimpangan
sosial pelaku pelanggaran norma dapat ditemukan. Sementara dalam masalah
sosial, pelakunya dapat dikategorikan sebagai individu, jaringan organisasi
atau masyarakat itu sendiri.
Termasuk di dalam studi
penyimpangan sosial adalah kriminologi. Penyimpangan sosial mempelajari
perilaku dan mereka yang dianggap sebagai pelanggar aturan. Sedangkan
kriminologi adalah studi tentang orang-orang yang melanggar aturan-aturan resmi
yang disebut hukum. Kejahatan adalah suatu perilaku yang dianggap sebagai
perilaku yang melanggar hukum. Ini adalah bentuk khusus perilaku menyimpang
yang secara formal dan resmi ditetapkan oleh penguasa. Banyak jenis
penyimpangan yang bukan kejahatan. Tetapi semua kejahatan adalah penyimpangan.
Misalnya sakit jiwa bisa dianggap penyimpangan tetapi bukan kejahatan.
Sosiolog yang mempelajari
penyimpangan sosial dan kriminologi mempunyai banyak kesamaan. Bahkan keduanya
banyak meneliti bentuk-bentuk penyimpangan kriminal maupun penyimpangan non
kriminal. Peneliti dari dua bidang ini memberikan perhatian pada sumber-sumber
perilaku menyimpang, reaksi terhadap individu dan reaksi institusi terhadap
perilaku menyimpang dan penyimpang, formasi kelompok penyimpang dan sub
kebudayaan penyimpang, serta sosialisasi ke dalam peran-peran penyimpang.
Walaupun dari sudut sejarah terdapat perbedaan mengenai teori dan pengertian
tentang isu-isu yang perlu dipelajari antara penyimpangan sosial dan
kriminologi, tetapi masih banyak sejumlah persamaan dari keduanya. Studi
penyimpangan sosial seringkali menggunakan data-data kriminologi untuk
mengilustrasikan secara teoritis keberadaan perilaku menyimpang secara umum.
Ada banyak persilangan
pemikiran antara penyimpangan sosial dan kriminologi. Beberapa sosiolog
menganggap penyimpangan sosial sebagai dasar penjelasan teoritik terhadap
kriminologi dan studi masalah sosial. Sementara sosiolog lainnya lebih
menitikberatkan pada perkembangan perspektif teoritis dan model konseptual yang
lebih khusus terhadap fenomena yang berbeda yang dipelajari oleh masing-masing
disiplin ilmu.
Seperti juga subbahasan
sosiologi lainnya, studi penyimpangan sosial memberikan sumbangan terhadap
pemahaman lebih mendasar akan ciri-ciri masyarakat dan perilaku manusia. Ia
memberikan pemahaman terhadap variasi gambaran kehidupan normal sehari-hari.
Modul Sosiologi Perilaku Menyimpang ini sebagian besar pembahasannya bersumber
dari buku Sociology of Deviant Behaviour karya Marshal B. Clinard dan Robert F.
Meier. Sistematika penulisannya juga mengikuti alur buku aslinya. Pembahasannya
mencakup variasi dalam pola sosialisasi, permainan peran, afiliasi kelompok,
kelompok organisasi, interaksi antara kelompok, gaya hidup, sikap, nilai,
kehidupan keluarga, kontrol sosial dan perubahan sosial. Semua itu merupakan
komponen masyarakat dan perilaku yang menjadi fokus perhatian para sosiolog.
No comments:
Post a Comment
Yang Penting Komentar!