Bisnis Pulsa

Sunday, October 6, 2013

Akhir Filsafat Klasik Jerman

Surat Edaran Marx dan Engels

Marx's Gravestone in Highgate, LondonLUDWIG FEUERBACH DAN AKHIR FILSAFAT KLASIK JERMAN
Oleh : Friedrich Engels, 1888

I.       Hegel
III. Feuerbach

Kata pengantar
Dalam kata pendahuluan pada Sumbangan kepada Kritik terhadap Ekonomi Politik, yang diterbitkan di Berlin dalam tahun 1859, Karl Marx menceriterakan bagaimana dalam tahun 1845 di Brussels, kami berdua mulai "menyusun bersama pendirian kami" - konsepsi materialis tentang sejarah yang diolah secara mendetail terutama oleh Marx - "yang akan dipertentangkan dengan pendirian ideologi filsafat Jerman, sesungguhnya, untuk mengadakan perhitungan dengan hati nurani filsafat kami yang dahulu. Maksud itu dilakukan lewat bentuk kritik terhadap filsafat sesudah-filsafat-Hegelian. Manuskripnya, dua jilid besar ukuran oktavo, telah lama sampai di tempat penerbitannya di Westfalen ketika kami menerima berita bahwa keadaan yang berubah tidak memungkinkan penerbitannya. Kami dengan lebih rela menyerahkan manuskrip itu kepada kritik tikus, yang memakan manuskrip itu, karena kami telah mencapai tujuan kami yang utama - penjelasan-sendiri."
Sejak itu lebih daripada 40 tahun telah berlalu dan Marx meninggal dunia sebelum salah satu di antara kami mempunyai kesempatan kembali pada persoalan itu. Kami telah menyatakan pendirian kami di berbagai tempat mengenai hubungan kami dengan Hegel, tetapi di tempat manapun tidak pernah dalam penguraian yang lengkap dan bersambung. Kembali ke Feuerbach, yang bagaimanapun dalam banyak hal merupakan mata rantai penghubung antara filsafat Hegel dengan konsepsi kami, kami tidak pernah.
Sementara itu, pandangan dunia Marxis telah mendapatkan wakil-wakilnya jauh di luar perbatasan Jerman dan Eropa serta di dalam semua bahasa literer di dunia ini. Di pihak lain, filsafat klasik Jerman sedang mengalami semacam kelahiran kembali di luar negeri, terutama di Inggris dan Skandinavia, dan di Jerman sendiripun orang mulai merasa bosan dengan makanan eklektisisme yang pantas hanya bagi pengemis, yang dijejalkan di dalam universitas-universitas di negeri itu dengan nama filsafat.
Dalam keadaan yang seperti itu, suatu penguraian singkat, bersambung tentang hubungan kami dengan filsafat Hegel, tentang bagaimana kami bertolak daripadanya serta bagaimana kami berpisah dengannya, bagi saya terlihat semakin diperlukan. Begitu pula, pengakuan sepenuhnya terhadap pengaruh Feuerbach, lebih daripada ahli filsafat lainnya sesudah-filsafat-Hegelian, pada kami selama periode yang penuh dengan badai dan tekanan, bagi saya terlihat sebagai hutang kehormatan yang belum dilunasi. Maka itu, saya dengan senang hati menggunakan kesempatan ketika redaktur Neue Zeit meminta kepada saya suatu tinjauan kritis terhadap buku Starcke tentang Feuerbach. Sumbangan saya itu diterbitkan di dalam nomor 4 dan 5 tahun 1886 majalah itu dan sekarang terbit sebagai penerbitan tersendiri dalam bentuk yang sudah diperbaiki.
Sebelum tulisan ini dikirimkan ke percetakan saya sekali lagi mengadakan penyelidikan yang seksama dan melihat-lihat manuskrip lama tahun 1845-1846. Bagian yang berhubungan dengan Feuerbach belum diselesaikan. Bagian yang sudah selesai mencakup penguraian mengenai konsepsi materialis tentang sejarah yang hanya membuktikan betapa masih tidak lengkapnya pengetahuan kami tentang sejarah ekonomi pada saat itu. Ia tidak mengandung kritik tentang ajaran Feuerbach itu sendiri; maka itu, untuk maksud sekarang ini, ia tidak dapat digunakan. Di pihak lain, di dalam buku catatan lama Marx saya telah menemukan sebelas tesis tentang Feuerbach yang dalam penerbitan ini dimuat sebagai lampiran. Tesis itu adalah catatan-catatan yang secara tergesa-gesa dicoretkan untuk kemudian diolah, dan untuk diterbitkan, tetapi pertama yang di dalamnya terkandung benih-benih yang brilyan dari pandangan dunia baru.


Friedrich Engels
London, 21 Februari 1888.
Ditulis oleh Engels untuk edisi tersendiri bukunya Ludwig Feuerbach dan akhir filsafat klasik Jerman, yang terbit di Stuttgart dalam tahun 1888. Diterbitkan menurut teks buku itu.


No comments:

Post a Comment

Yang Penting Komentar!